Text
Pengantar Ilmu Pemerintahan
Buku ini bersifat pengantar untuk memasuki keilmuan pemerintahan yang begitu luas dan sudah dibicarakan para ahlinya sejak zaman Yunani dan Romawi Kuno di Eropa, zaman India dan Tiongkok Kuno di Asia. Dengan 3emikian buku ini diharapkan dapat memuat antara lain sebagai berikut:rn1. Keseluruhan ilmu pengetahuan tentang hal ikhwal yang berkenaan dengan disiplin ilmu pemerintahan.rn2. Merupakan gambaran secara sistematis tentang ilmu pemerintahan, mulai dari sejarahnya secara kronologis, objek yang dibahas baik materia maupun formatnya, teori-teorinya, asas-asasnya, teknik tekniknya dan metodologinya.rn3. Menjawab secara mendasar pertanyaan-pertanyaan pendahuluan seperti apa dan bagaimana sebenarnya ilmu pemerintahan itu sendirirnDengan ketentuan tersebut di atas maka setiap buku pengantar diharapkan akan menjadi dasar atau basis (Basiswetenschap), dari suatu disiplin ilmu pengetahuan.rnLebih jauh daripada itu dengan buku ini penulis harus menentukan sikap, bahwa dalam hubungan-hubungan pemerintahan yang tidak terlepas dari konotasi kekuasaan, sekulerisme memang harus ditolak. Karena sewaktu membahas etika pemerintahan penulis dituntut untuk membicarakan kebenaran yang berasal dari suatu yang sifatnya transendental. rnBila seseorang memiliki pengertian (understanding) atau sikap (attitude) tertentu, yang diperolehnya melalui pendidikan dan pengalaman sendiri, maka oleh banyak orang di Indonesia dianggap yang bersangkutan tahu atau berpengetahuan. Begitu juga bila seseorang memiliki keterampilan atau ketangkasan (aptitude) yang diperolehnya melalui latihan dan praktek, maka kemampuan tersebut disebut kebiasaan atau kekulinaan. Namun kekulinaan atau kebiasaan ini, sekalipun karena keterbiasaan melakukan sesuatu, juga karena yang bersangkutan sebelumnya tahu bagaimana mengerjakannya, karena pada prinsip nya tahu itu adalah tahu mengerjakan (know to do), tahu bagaimana (know how) dan tahu mengapa (know why) sesuatu itu.rnJadi sekalipun menurut Peter Drucker dalam bukunya The Effective Ea cutive, kebiasaan yang berurat dan berakar yang tanpa dipikirkan (in thinking habit) telah menjadi kondisi tak sadar (reflex condition), tetap sebelumnya harus merupakan pengetahuan yang dipelajari dan dibiasakan.rnTetapi E.J. Gladden dalam bukunya The Essentials of Public Administration, menganggap ilmu sama dengan keterampilan, hanya keterampilan diperoleh melalui latihan dan belajar.rnSekarang sebenarnya di mana letaknya ilmu? Ilmu adalah bagian dari pengetahuan sehingga setiap ilmu sudah barang tentu adalah pengetahuan sebaliknya setiap pengetahuan belum tentu ilmu. Pengetahuan yang bukan ilmu itu antara lain adalah seni dan humaniora. Tetapi ada juga seni yang sekaligus juga ilmu seperti seni dan ilmu pemerintahan yang akan kita bicarakan berikutnya.rnUntuk itu ada syarat-syarat yang membedakan antara ilmu (science) dengan pengetahuan (knowledge).rn
B00657 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain